Kamis, 29 Maret 2012

AGAMA, ADAT-ISTIADAT, DAN KEPERCAYAAN SUKU


M
ungkin banyak dari kita yang bosan melihat judul diatas, karena begitu seringnya kita mendengar dan mengatakannya. Namun apa sebenarnya arti dari kata-kata diatas. Apakah ketiga kata tersebut berbeda arti, atau malah berasal dari satu arti.

Banyak orang mengartikan Agama adalah suatu cara, peraturan, acuan, himbauan kepada makhluk yang berakhlak untuk tidak kacau (sesuai arti kata A = tidak, GAM = kacau). Namun pernahkah kita berfikir, HAL apa sebenarnya yang diberi nama agama tersebut. Sehingga hari ini Nama dari suatu hal itu juga telah diberi nama bermacam-macam ; Hindu, Kristen, Budha, jain, Taoism, Dan Lain-Lain (mungkin suatu saat “Kata Dan Lain-Lain” juga akan dijadikan nama suatu agama).

Kemudian, apa itu “Kepercayaan Suku”, menurut tata bahasanya berarti suatu hal yang dipercayai oleh sebuah suku. Namun pernahkah kita bertanya mengapa suatu hal tersebut sampai dapat dipercayai. Atau malah kita sering berfikir hal tersebut bisa dipercayai para sukuisme karena tingkat akal nya yang tergolong rendah. Namun apakah benar, tingkat akal para sukuisme itu tergolong rendah. Dalam mempercayai sesuatu, akal bukanlah faktor utama karena banyak hal yang diluar akal, namun dipercayai para sarjanawan bahkan profesor melebihi dirinya sendiri. Contoh kecil saja keberadaan sorga dan neraka. Siapa didunia ini yang bisa menjamin kedua tempat tersebut benar-benar ada.

Sekarang mari kita lihat tentang adat istiadat. Siapa dari kita yang bisa mengatakan kapan pertama kalinya suatu adat pada suku, ras, maupun etnis kita mulai dilakukan. Manakah yang lebih dahulu dibuat, adat istiadatnya atau menemukan nama suku kita, sehingga adat tersebut kita klaim sebagai adat dari suku kita.

Banyak diantara kita yang hari ini sangat menekuni sebuah agama atau ajaran tertentu dan membanding-bandingkannya dengan ajaran, agama, kepercayaan yang lain. Kemudian mengklaim bahwa ajarannya yang paling benar dan orang yang bukan penganut ajarannya bukan termasuk dalam kategori “ORANG” sehingga tidak lagi ada penghormatan disana.

Bagaimana kita dapat menyamakan buah durian dengan buah rambutan, walau mereka sama-sama dalam kategori buah. Bahkan sesama buah Durian pun memiliki banyak jenis, dan sesama jenis buah durian pun memiliki banyak rupa dan rasa.

HAL APA DIDUNIA INI YANG MEMPUNYAI KESAMAAN SEHINGGA BISA DISEBUT
“SAMA”
Sebuah kepercayaan sukuisme, ada dan diikuti karena suatu hal tersebut memberi kebaikan bagi mereka. Mereka tidak tau apa dan bagaimana suatu hal tersebut muncul dan membuat sebuah keadaan menjadi baik. Dalam hal ini “SUATU HAL” tersebut dihormati dengan tujuan memberi keselamatan bagi diri sendiri dan keluarga. (tidak memikirkan hal tersebut akan diikuti orang lain atau tidak).

Kemudian dengan perkembangan evolusi akal manusia, kepercayaan sukuisme ini di saring menurut akal dan dicerna menurut pikiran. Perbedaan manusia, tempat, dan tata-cara membuat perbedaan cara penyaringan kepercayaan tersebut sehingga hasil dari penyaringan tiap kelompok itu menjadi adat nya. (inilah alasan mengapa adat-istiadat setiap suku berbeda. bahkan satu suku yang berbeda tempat setelah sekian lama, akan memiliki adat yang berbeda). Dalam hal ini kepercayaan tersebut telah disebarkan dalam suatu kelompok tertentu, sehingga menjadi cerminan kelompoknya.

Semakin berkembangnya zaman, dan berkembangnya pola pikir serta kecerdasan manusia “HAL” tersebut dicoba untuk ditelusuri dengan maksud untuk menemukan kebahagiaan. Berbeda cara, metode, gaya, penemuan dari penelusuran tersebut menghasilkan perbedaan HASIL. Hasil-Hasil yang berbeda tersebut, kemudian ditelusuri lagi sehingga menghasilkan sesuatu yaitu “HENING”. Namun hanya beberapa orang yang dapat mencapai suatu titik hening tadi. Dan begitu banyak kesulitan dihadapi dalam mencapainya. Maka sebagai penuntun untuk mencapai titik tersebut, dijadikanlah jalan tersebut sebagai yang dikatakan “AGAMA”.

Namun hari ini kita lupa bahwa tujuan agama tersebut hanya memberi kita informasi mengenai suatu cara, suatu jalan, suatu metode untuk mencapai yang dikatakan “BRAHMAN”, yang dikatakan “MANUNGALING KAWULA GUSTI”, yang dikatakan “KRISTUS”, yang dikatakan “AKU DIDALAM AKU”, yang dikatakan “HABLUM MINALLAH”. Hari ini ada penganut agama yang menyebut manusia sebagai hewan, jika tidak sepaham dengan agamanya. Ada yang mengatakan agama anutannya yang paling benar, sehingga yang tidak sepaham bukanlah tergolong manusia. Ada yang mengatakan bahwa selain agama anutannya adalah musuh.

Muhammad, Jesus, Krishna, Nanak Dev, Shidarta Gautama, Baba adalah orang-orang yang hari ini mengalami penghinaan paling rendah, bahkan lebih rendah dari pada hewan. Akibat perlakuan para penganut agama seperti diatas.

Sanathana Dharma adalah suatu ajaran yang tidak pernah dimulai dan tidak pernah berakhir. Hindu adalah sebuah julukan dari Sanathana Dharma, dan bahkan Sanathana Dharma tersebut adalah julukan dari “HAL” yang kita bicarakan.

Setiap manusia memiliki jalannya masing-masing dalam mencapai titik hening, dan dalam menemukan jalannya maka gunakanlah “agama yang benar-benar agama” sebagai panduannya. Setelah itu maka “Dirimulah agamamu, dan Dirimulah Tuhanmu”= “AHAM BRAHMASMI”. Tidak ada satu agama apapun didunia ini yang akan mengantar manusia pada titik akhir yang banyak disebut orang sebagai “KESEMPURNAAN”. Dan tidak akan ada dua orang yang menemukan titik tersebut dengan cara yang sama. Sebagai bukti, silahkan para pembaca melihat keatas selama 30 detik dan kemudian pejamkan mata dalam posisi semula. Apa yang anda lihat? Jika ada 7 milyar penduduk dunia, maka akan ada 7 milyar penglihatan yang akan muncul. Dan jika sebuah cara akan dijadikan agama, maka akan ada sekitar 7 milyar agama di bumi ini.

Lantas,...

Mengapa kita para manusia hanya terus disibukkan dengan sebuah nama dan sebuah cara. Marilah kita mencari jalan kita sendiri dengan panduan agama yang kita anut untuk menjadi Manusia yang sesungguhnya.

Kebenaran akan muncul dari sebuah kebenaran, ia tidak akan muncul dari sebuah kesalahan. Maka berusahalah mencapai sebuah kebenaran, dan kita akan menemukan kebenaran yang lebih tinggi.

Semoga salah seorang saudaraku yang berada disuatu tempat, bisa menemukan jawaban pertanyaannya dari tulisan ini.

Semoga bermanfaat.
M.R. Tamil Selvan.

 

2 komentar:

  1. saya sangat senang membaca tulisan tamil selvan ternyata tamil sangat pandai menulis tentang hindu. tulisan ini juga pernah saya baca di media hindu edisi april.

    BalasHapus