M
|
ungkin banyak dari kita yang bosan melihat judul
diatas, karena begitu seringnya kita mendengar dan mengatakannya. Namun apa
sebenarnya arti dari kata-kata diatas. Apakah ketiga kata tersebut berbeda
arti, atau malah berasal dari satu arti.
Banyak orang mengartikan Agama adalah suatu cara,
peraturan, acuan, himbauan kepada makhluk yang berakhlak untuk tidak kacau
(sesuai arti kata A = tidak, GAM = kacau). Namun pernahkah kita berfikir, HAL
apa sebenarnya yang diberi nama agama tersebut. Sehingga hari ini Nama dari
suatu hal itu juga telah diberi nama bermacam-macam ; Hindu, Kristen, Budha,
jain, Taoism, Dan Lain-Lain (mungkin suatu saat “Kata Dan Lain-Lain” juga
akan dijadikan nama suatu agama).
Kemudian, apa itu “Kepercayaan Suku”, menurut tata
bahasanya berarti suatu hal yang dipercayai oleh sebuah suku. Namun pernahkah
kita bertanya mengapa suatu hal tersebut sampai dapat dipercayai. Atau malah
kita sering berfikir hal tersebut bisa dipercayai para sukuisme karena tingkat
akal nya yang tergolong rendah. Namun apakah benar, tingkat akal para sukuisme
itu tergolong rendah. Dalam mempercayai sesuatu, akal bukanlah faktor utama
karena banyak hal yang diluar akal, namun dipercayai para sarjanawan bahkan
profesor melebihi dirinya sendiri. Contoh kecil saja keberadaan sorga dan
neraka. Siapa didunia ini yang bisa menjamin kedua tempat tersebut benar-benar
ada.
Sekarang mari kita lihat tentang adat istiadat. Siapa
dari kita yang bisa mengatakan kapan pertama kalinya suatu adat pada suku, ras,
maupun etnis kita mulai dilakukan. Manakah yang lebih dahulu dibuat, adat
istiadatnya atau menemukan nama suku kita, sehingga adat tersebut kita klaim
sebagai adat dari suku kita.
Banyak diantara kita yang hari ini sangat menekuni
sebuah agama atau ajaran tertentu dan membanding-bandingkannya dengan ajaran,
agama, kepercayaan yang lain. Kemudian mengklaim bahwa ajarannya yang paling
benar dan orang yang bukan penganut ajarannya bukan termasuk dalam kategori “ORANG”
sehingga tidak lagi ada penghormatan disana.
Bagaimana kita dapat menyamakan buah durian dengan
buah rambutan, walau mereka sama-sama dalam kategori buah. Bahkan sesama buah
Durian pun memiliki banyak jenis, dan sesama jenis buah durian pun memiliki
banyak rupa dan rasa.
HAL APA DIDUNIA INI
YANG MEMPUNYAI KESAMAAN SEHINGGA BISA DISEBUT
“SAMA”
Sebuah kepercayaan sukuisme, ada dan diikuti karena
suatu hal tersebut memberi kebaikan bagi mereka. Mereka tidak tau apa dan
bagaimana suatu hal tersebut muncul dan membuat sebuah keadaan menjadi baik.
Dalam hal ini “SUATU HAL” tersebut dihormati dengan tujuan memberi keselamatan
bagi diri sendiri dan keluarga. (tidak memikirkan hal tersebut akan diikuti
orang lain atau tidak).
Kemudian dengan perkembangan evolusi akal manusia,
kepercayaan sukuisme ini di saring menurut akal dan dicerna menurut pikiran.
Perbedaan manusia, tempat, dan tata-cara membuat perbedaan cara penyaringan
kepercayaan tersebut sehingga hasil dari penyaringan tiap kelompok itu menjadi
adat nya. (inilah alasan mengapa adat-istiadat setiap suku berbeda. bahkan satu
suku yang berbeda tempat setelah sekian lama, akan memiliki adat yang berbeda).
Dalam hal ini kepercayaan tersebut telah disebarkan dalam suatu kelompok
tertentu, sehingga menjadi cerminan kelompoknya.
Semakin berkembangnya zaman, dan berkembangnya pola
pikir serta kecerdasan manusia “HAL” tersebut dicoba untuk
ditelusuri dengan maksud untuk menemukan kebahagiaan. Berbeda cara, metode,
gaya, penemuan dari penelusuran tersebut menghasilkan perbedaan HASIL.
Hasil-Hasil yang berbeda tersebut, kemudian ditelusuri lagi sehingga
menghasilkan sesuatu yaitu “HENING”. Namun hanya beberapa orang yang dapat
mencapai suatu titik hening tadi. Dan begitu banyak kesulitan dihadapi dalam
mencapainya. Maka sebagai penuntun untuk mencapai titik tersebut, dijadikanlah
jalan tersebut sebagai yang dikatakan “AGAMA”.
Namun hari ini kita lupa bahwa tujuan agama tersebut
hanya memberi kita informasi mengenai suatu cara, suatu jalan, suatu metode
untuk mencapai yang dikatakan “BRAHMAN”, yang dikatakan “MANUNGALING KAWULA
GUSTI”, yang dikatakan “KRISTUS”, yang dikatakan “AKU DIDALAM AKU”, yang
dikatakan “HABLUM MINALLAH”. Hari ini ada penganut agama yang menyebut manusia
sebagai hewan, jika tidak sepaham dengan agamanya. Ada yang mengatakan agama
anutannya yang paling benar, sehingga yang tidak sepaham bukanlah tergolong
manusia. Ada yang mengatakan bahwa selain agama anutannya adalah musuh.
Muhammad, Jesus, Krishna, Nanak Dev, Shidarta Gautama,
Baba adalah orang-orang yang hari ini mengalami penghinaan paling rendah,
bahkan lebih rendah dari pada hewan. Akibat perlakuan para penganut agama
seperti diatas.
Sanathana Dharma adalah suatu ajaran yang tidak pernah
dimulai dan tidak pernah berakhir. Hindu adalah sebuah julukan dari Sanathana
Dharma, dan bahkan Sanathana Dharma tersebut adalah julukan dari “HAL” yang
kita bicarakan.
Setiap manusia memiliki jalannya masing-masing dalam
mencapai titik hening, dan dalam menemukan jalannya maka gunakanlah “agama yang
benar-benar agama” sebagai panduannya. Setelah itu maka “Dirimulah agamamu, dan Dirimulah
Tuhanmu”= “AHAM BRAHMASMI”. Tidak ada satu agama apapun didunia ini yang
akan mengantar manusia pada titik akhir yang banyak disebut orang sebagai
“KESEMPURNAAN”. Dan tidak akan ada dua orang yang menemukan titik tersebut
dengan cara yang sama. Sebagai bukti, silahkan para pembaca melihat keatas
selama 30 detik dan kemudian pejamkan mata dalam posisi semula. Apa yang anda
lihat? Jika ada 7 milyar penduduk dunia, maka akan ada 7 milyar penglihatan
yang akan muncul. Dan jika sebuah cara akan dijadikan agama, maka akan ada
sekitar 7 milyar agama di bumi ini.
Lantas,...
Mengapa kita para manusia hanya terus disibukkan
dengan sebuah nama dan sebuah cara. Marilah kita mencari jalan kita sendiri
dengan panduan agama yang kita anut untuk menjadi Manusia yang sesungguhnya.
Kebenaran akan muncul dari sebuah kebenaran, ia tidak
akan muncul dari sebuah kesalahan. Maka berusahalah mencapai sebuah kebenaran,
dan kita akan menemukan kebenaran yang lebih tinggi.
Semoga salah seorang saudaraku yang berada disuatu
tempat, bisa menemukan jawaban pertanyaannya dari tulisan ini.
Semoga bermanfaat.
M.R. Tamil Selvan.