Kamis, 12 Januari 2012

RAHASIA KEDAMAIAN SEJATI


K
ita sering membicarakan damai, sebenarnya apa arti damai tersebut...???
Menurut para ahli, Damai berarti “penyesuaian dan pengarahan yang baik, dari seorang terhadap penciptanya atau hasil ciptanya pada semua pihak”. Menurut umum Damai adalah “suatu keadaan tanpa pertikaian atau tanpa perang”. Lalu saya mau bertanya, siapa yang mengatakan bahwa kondisi perang adalah kondisi yang tidak damai.
Didalam perang keadaan yang tidak damai dirasakan oleh korban perang, sementara pihak yang berkuasa merasa senang dan merasa damai. Bukankah damai itu juga ada didalam perang.
Hari ini kita liat bangsa ini begitu ricuh dan berantakan, dan orang mengatakan ini adalah suatu yang tidak damai. Tapi saya bertanya, siapa kah yang tidak damai...???
Buktinya para pejabat, tidak terpengaruh dengan kondisi yang dikatakan tidak damai tersebut, dan mereka damai-damai saja menikmati hidupnya.
Lalu apa itu Damai...???
Ada sebuah cerita, Shanty adalah seorang wanita cantik yang terkenal sangat jahat. Suatu hari dia datang dengan membawa racun untuk membunuh Birju. Namun karena Birju menyenangi Shanty, saat Birju meminum racun dari pemberian Shanty walaupun ia merasa kesakitan, ia berguman dalam hati "ooh... betapa baiknya hati wanita ini, dia bersusah payah membawakan aku obat, namun obat tersebut tidak cocok denganku, sungguh berhutang budinya aku”.
Kemudian datanglah Manju seorang wanita jelek yang sangat baik hati membawa obat untuk menyelamatkan Birju, sedangkan Birju sangat membenci Manju, walau tanpa alasan. Ketika diminumya obat pemberian Manju dan ia merasa mulai sembuh, ia berguman "sunguh adil Tuhan kepadaku. Walau racun yang dibawanya untuk membunuhku, namun racun itu malah menyembuhkan penyakitku. Dasar perempuan sial, semoga tuhan mengutuk manusia jahat sepertimu.”


 “Kenalilah dulu dirimu, baru kau akan mengenali orang lain. Cintailah dahulu dirimu, maka orang lain akan mencintaimu”

Ini adalah gambaran kehidupan saat ini. dan beberapa kelompok orang mengatakannya kaliyuga. Didunia ini tidak ada orang jahat atau orang baik. Semua itu hanya didasarkan pada “Rasa Suka” atau “Rasa Tidak suka”. Ketika kita menyenangi seseorang, maka tanpa perduli siapa dan apa yang dilakukan orang tersebut, kita tetap akan memfonis dia sebagai orang baik. Begitu juga sebaliknya, ketika kita membenci orang lain, walau sebaik apapun dirinya kepada kita, kita tetap mengangapnya sebagai orang jahat.
Lalu, apa ini semua yang dikatakan damai...???

Damai adalah suatu keadaan yang bisa diterima seseorang, tanpa menimbulkan rasa kekurangan pada orang lain walaupun rasa kekurangan itu timbul dari sumber kejahatan dirinya sendiri. Sesuatu yang dikatakan damai, adalah damai yang bisa diterima diri sendiri dan di katakana semua mahkluk sebagai suatu kedamaian.
Lalu apa itu...??? Jawabnya hanya satu yaitu cinta kasih. Kenalilah dulu dirimu, baru kau akan mengenali orang lain. Cintailah dahulu dirimu, maka orang lain akan mencintaimu. Ketika kita benar-benar mengenali diri kita, maka apa yang kita rasakan senang maka orang lain juga akan senang jika diperlakukan demikian, dan apa yang kita rasakan sakit maka orang lain juga akan sakit dengan perlakuan demikian (sifat empati). Dan setelah kita bisa mengenali diri kita, maka akan timbul cinta didalamnya, dan ketika kita mencintai diri kita dengan sesunguhnya maka kuasa alam akan bekerja disana sehingga alam serta orang lain juga akan mencintai dan menyayangi kita (esensi mikrokosmos dan makrokosmos). Hari ini hanya segelintir orang yang benar-benar mengenali dirinya apalagi mencintai dirinya. Jika orang-orang benar telah mengenali dirinya, maka tidak akan kita lihat lagi ada orang yang masih merokok, tidak akan kita lihat lagi ada laki-laki yang menghambur-hamburkan air sucinya, tidak akan kita lihat lagi ada orang yang menyakiti dirinya dengan tattoo dan piercing, dan tidak akan ada lagi orang yang akan menyia-nyiakan orangtuanya, istrinya, suaminya, atau anak-anaknya. Inilah damai yang bisa dikatakan damai untuk semua orang tanpa ada yang merasa tersakiti.
Didalam cinta yang sebenarnya tidak akan kita jumpai kata-kata “kekecewaan”. Karena cinta tidak pernah mengajarkan untuk mengharap, tapi cinta mengajarkan kita untuk memberi tanpa harapan apapun, sekalipun harapan itu adalah harapan agar orang mau menerima kebaikan atau cinta yang kita berikan. Tugas kita hanya memberi dan percayakan semuanya kepada Ilahi, seperti tulisan ini kita tidak perlu memikirkan apakah pemberian dan bacaan yang kita berikan bisa diterima dan diamalkan atau dibuang dan dihina. Biarkan Kuasa Shang Hyang Widi dan Kuasa Alam dengan sistematika Karma yang mengatur segalanya. Inilah esensi kedamaian yang hakiki.